Telur tetas adalah telur yang berisi tunas setelah dierami selama beberapa waktu, baik secara alami maupun dengan menggunakan mesin tetas. Penetasan telur ayam buras dengan mesin tetas dapat menghasilkan anak ayam (DOC) dalam jumlah lebih banyak daripada penetasan telur secara alami sehingga dapat meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ayam buras serta dapat menunjang ketersediaan pangan asal ternak di dalam negeri. Agar daya tetas telur tinggi dan penetasan telur ayam buras dapat berjalan baik, maka hendaknya dipilih telur tetas yang bermutu tinggi. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan telur dengan daya tetas tinggi yaitu : seleksi talur tetas, pembersihan telur tetas dan penyimpanan telur.
Seleksi telur tetas, yaitu telur tetas yang baik dapat dipilih berdasarkan : (1) Beratnya seragam, telur yang seragam diharapkan akan menghasilkan anak-anak yang seragam beratnya, sehingga memudahkan dalam pemeliharaan. Untuk telur ayam buras, berat idealnya 34 – 40 gram;
(2) Bentuk, yaitu bentuk telur harus lonjong (oval), normal dengan ukuran lebar ¾ kali panjang; (3) Kulit, ketebalan kulit telur merata, dengan ketebalan sedang-sedang saja dan kulitnya bersih serta tidak retak; (4) Umur telur, diupayakan umur telur tidak lebih dari 1 minggu. Pada satu periode bertelur sebaiknya diambil yang pertama sampai hari ketujuh;
(5) Isi telur, untuk mengetahui isi telur dapat dilihat dengan peneropongan, telur yang normal tidak terdapat bintik merah, letak kuning telur di tengah-tengah. Rongga udara terletak pada bagian tumpul dan ukuran diameternya masih kecil; (6) Memenuhi persyaratan genetis, yaitu telur berasal dari induk yang telah dikawini pejantan dan masing-masing merupakan bibit unggul. Induk penghasil telur harus bebas dari penyakit menular.
Perbandingan jantan dan betina sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk jenis ringan, setiap pejantan melayani 15 – 20 ekor; tipe sedang 10 – 15 ekor dan tipe berat melayani 8 – 12 ekor betina. Induk dan pejantan tidak berasal dari satu keluarga, diusahakan agar induk dan pejantan dipelihara dengan baik terutama harus diperhatikan soal pakannya.
Sumber:
http://www.stppgowa.ac.id
http://www.stppgowa.ac.id