Hari ke-7:
Pemutaran telur tetap diläkukan tiga kali sehari. Pada malam hari mulai melakukan peneropongan telur (candling) untuk mengetahui keadaan di dalam telur. Mengapa harus malam hari? Sebab, pada waktu itulah peneropongan dapat dilakukan secara maksimal mengingat kondisinya yang berlawanan dengan sinar atau pencahayaan alat teropong. Bisa saja hal ini dilakukan pada waktu siang, hanya saja akurasi pengamatan lebih rendah daripada malam hari. Melalui peneropongan tersebut akan diketahui telur yang fertil, telur kosong (infertil) dan kematian embrio di dalam telur
Pemutaran telur tetap diläkukan tiga kali sehari. Pada malam hari mulai melakukan peneropongan telur (candling) untuk mengetahui keadaan di dalam telur. Mengapa harus malam hari? Sebab, pada waktu itulah peneropongan dapat dilakukan secara maksimal mengingat kondisinya yang berlawanan dengan sinar atau pencahayaan alat teropong. Bisa saja hal ini dilakukan pada waktu siang, hanya saja akurasi pengamatan lebih rendah daripada malam hari. Melalui peneropongan tersebut akan diketahui telur yang fertil, telur kosong (infertil) dan kematian embrio di dalam telur
Telur yang fertil dimasukkan kembali ke rak tetas, sedangkan telur yang embrionya mati harus segera disingkirkan. Telur kosong masih dapat dimanfaatkan sebagai telur konsumsi. Suhu dalam mesin penetas tetap dipertahankan 102°F (38,88°C), namun lubang ventilasi dibuka seluruhnya.
Perkembangan embrio umur 7 hari dalam mesin tetas CUF-60