Penyimpanan telur harus memperhatikan suhu dan kelembapan lingkungan. Telur sebaiknya disimpan pada suhu dingin dan lembap sebagaimana kondisi kolong tempat tidur. Temperature penyimpanan yang baik adalah 12,8 C dengan kelembapan 60%. Karena itu, telur tetas yang dijual dipassar dalam keadaan terbuka dan dibawah sinar matahri langsung akan memiliki daya tetas yang rendah. Simpan telur dengan posisi bagian tumpul diatas.
Daya tetas telur menurun sangat cepat setelah telur berumur 7 hari. Karena itu penyimpanan telur tetas tidak boleh melebihi umur tersebut. Telur yang sudah berumur 3 minggu akan memiliki daya tetas yang sangat rendah, bahkan hampir passti tidak dapat menetas.
Jika dalam 4-6 hari telur belum dimasukan ke dalam mesin tetas, posisi telur perlu diubah-ubah. Putar posisi telur sekali dalam sehari, sampai telur dimasukan kedalam mesin tetas. Telur diputar dengan total pemutaran 90 derajat. Hal ini dilakukan untuk mencegah agar kuning telur tidak sampai menyentuh kulit telur dan merusak embrionya.
Struktur kulit telur mudah rusak karena perubahan suhu yang mendadak. Karena itu, telur yang dingin akibat penyimpanan sebaiknya diangin-anginkan terlebih dahulu dalam suhu kamar sebelum dimasukan kedalam mesin tetas. Selain itu, perbedaan suhu diruang penyimpanan (sekitar 12,8) dengan suhu mesin tetas sekitar 37,8 C menyebabkan terjadinya kondensasi cairan didalam kerabang, sehingga bibit penyakit mudah masuk dan daya tetas menjadi rendah.
Daya tetas telur menurun sangat cepat setelah telur berumur 7 hari. Karena itu penyimpanan telur tetas tidak boleh melebihi umur tersebut. Telur yang sudah berumur 3 minggu akan memiliki daya tetas yang sangat rendah, bahkan hampir passti tidak dapat menetas.
Jika dalam 4-6 hari telur belum dimasukan ke dalam mesin tetas, posisi telur perlu diubah-ubah. Putar posisi telur sekali dalam sehari, sampai telur dimasukan kedalam mesin tetas. Telur diputar dengan total pemutaran 90 derajat. Hal ini dilakukan untuk mencegah agar kuning telur tidak sampai menyentuh kulit telur dan merusak embrionya.
Struktur kulit telur mudah rusak karena perubahan suhu yang mendadak. Karena itu, telur yang dingin akibat penyimpanan sebaiknya diangin-anginkan terlebih dahulu dalam suhu kamar sebelum dimasukan kedalam mesin tetas. Selain itu, perbedaan suhu diruang penyimpanan (sekitar 12,8) dengan suhu mesin tetas sekitar 37,8 C menyebabkan terjadinya kondensasi cairan didalam kerabang, sehingga bibit penyakit mudah masuk dan daya tetas menjadi rendah.