CUF - 60 , Mesin Tetas Berkualitas

CUF-30 dan CUF - 60 merupakan mesin tetas yang sangat membantu dan mudah digunakan. Dengan hanya dibutuhkan sedikit pengalaman dan mencoba, mesin ini cukup handal dalam penggunaannya sebagai penetas telur. Mesin penetas kecil ini kami rancang dengan memperhitungkan sudut penyinaran dan intensitas cahaya yang tepat, dengan dilengkapi thermostat yang berkualitas sehingga mampu mengatur suhu penetasan yang stabil. CUF-30 dan CUF-60 ini termasuk dalam tipe still air atau pemanasan yang terjadi di dalam ruang incubator akibat perambatan panas dari lampu pijar pada bagian atas dan bawah.

Mengapa CUF-30 dan CUF-60 lebih mahal daripada mesin tetas pada umumnya?. CUF-30 dan CUF-60 dirancang oleh para profesional yang sangat berkompeten pada bidangnya. Dengan perhitungan perambatan panas yang tepat , pada mesin tetas ini bisa diperoleh suhu dalam ruang mesin tetas yang merata. Sehingga dengan konsumsi energi yang minimal bisa diperoleh hasil yang maksimal. Oleh karena itu kami menghargai CUF-30 dan CUF-60 ini sebagai sebuah karya bukan sekedar menjual barang atau jasa.

Mesin tetas ini sangat cocok digunakan oleh peternak pemula maupun penghobi ayam yang belajar menetaskan telur, karena CUF-30 dan CUF-60 cukup user friendly (mudah digunakan). Memiliki tingkat keberhasilan penetasan yang tinggi. Dapat digunakan untuk menetaskan telur ayam kampung, telur puyuh, itik, ayam arab, ayam serama, ayam nagadori dan jenis unggas lainya.


Siapapun dengan mudah dapat membuat mesin tetas, tetapi tidak banyak yang mampu membuat mesin tersebut dengan kemampuan daya tetas yang maksimal

Central Unggas Jaminan Kualitas

Melayani pengiriman ke seluruh Indonesia
Ready Stok
Mesin tetas kapasitas kecil dengan daya tetas yang maksimal ini sangat bagus untuk penetasan telur unggas kesayangan anda, seperti ayam bangkok, ayam serama, ayam bekisar dan lain-lain.

CUF - 30

Harga+Ongkos kirim ke Luar Pulau Jawa
Rp. 500.000,-

Harga+Ongkos kirim Dalam Wilayah Pulau Jawa
Rp. 400.000,-

Kapasitas Penetasan:
Maksimal 40 butir


(sistem rak putar )
Fungsi dari pemutaran telur adalah agar kuning telur tidak menempel pada salah satu sisi kulit telur. Dengan menggunakan sistem rak putar seperti ini penetas tidak perlu membalik telur satu persatu tetapi cukup menggerakkan pegangan rak putar dari luar maka posisi kemiringan seluruh telur dalam mesin tetas sudah berubah.

Seringkali kegagalan penetasan terjadi pada saat minggu ketiga, kondisi embrio sudah terbentuk sempurna tetapi tidak mampu untuk menetas. Hal seperti ini kebanyakan disebabkan karena penerimaan panas pada permukaan telur tidak merata. Disinilah perbedaan desain mesin tetas kami dengan mesin tetas pada umumnya. Kami menggunakan pemanas dari atas maupun bawah dengan inetensitas cahaya yang tepat sehingga diharapkan dapat memberikan daya tetas yang maksimal.

Ready Stok
CUF-30 dan CUF - 60

CUF - 60

Harga+Ongkos kirim ke Luar Pulau Jawa:
Rp. 600.000,-

Harga+Ongkos kirim Dalam Wilayah Pulau Jawa:
Rp. 500.000,-


Kapasitas Penetasan:
Maksimal 100 butir telur


  1. Contoh penggunaan CUF - 60 untuk penetasan telur puyuh klik disini
  2. Contoh penggunaan CUF - 60 untuk penetasan telur ayam serama klik disini
  3. Contoh penggunaan CUF - 60 untuk penetasan telur ayam kampung klik disini


Banyak sekali merek mesin tetas yang bereda dipasaran dengan berbagai kapasitas Tetapi pada dasarnya teknologi mesin tetas sederhana itu sama saja untuk kapasitas besar maupun kecil, yang berbeda hanya besar bok, rak telur dan jumlah lampu pemanasnya saja. Dengan mesin tetas hasil rancangan kami ini, anda dapat mengembangkanya menjadi mesin tetas dengan kapasitas sesuai yang anda inginkan.

Mesin tetas sederhana ini bisa juga dijadikan prototipe untuk membuat mesin tetas dengan kapasitas penetasan yang lebih besar. Dengan mengambil perbandingan yang sama dari luas ruangan dan kebutuhan penyinaranya, anda bisa merancang mesin tetas sendiri dengan kapasitas penetasan yang lebih besar.



Merancang Mesin Tetas Sendiri

Jika membeli mesin tetas jadi biaya yang dikeluarkan relatif lebih besar, maka anda juga dapat merancang mesin tetas sendiri dengan menggunakan peralatan mesin tetas dari kami, disertai panduan pembuatan mesin tetas dan cara menetaskan telur, kami yakin anda juga bisa memperoleh hasil yang maksimal

1 Set peralatan mesin tetas
Terdiri dari:

  1. Thermostat tingkat sensitifitas dan kestabilan tinggi
  2. Thermometer Ruang
  3. Buku panduan membuat mesin tetas dan cara menetaskan telur
Harga 1 set Rp. 150.000,-
Mohon sms terlebih dahulu sebelum transfer, stok kami terbatas


Sering ada pertanyaan pada kami bagaimana jika ada pemadaman listrik? Ruangan mesin tetas memang harus terus dijaga suhunya pada kisaran yang dibutuhkan. Anda bisa membuat lubang pada bagian bawah mesin tetas anda dan ditutup dengan plat seng atau galvalum. Jadi pada saat listrik mati sementara bak air bisa dikeluarkan dulu dan dibawah plat diberi lilin untuk pemanas sementara. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari gambar diatas.

Cara mudah pemesanan :

  1. Kirim SMS jenis barang yang ingin anda beli Ke 085859162337
  2. Kami akan membalas tentang ketersediaan dan ongkos kirim
  3. Silahkan anda melakukan transfer sejumlah harga barang plus ongkos kirim ke REK BCA 0243945825 an DINA KUSUMAWATI atau ke REK BRI 002101070559506 an DINA KUSUMAWATI atau ke REK MANDIRI 1430005245293 an IWAN SETIAWAN
  4. Pengiriman barang akan kami proses
  5. Kami akan mengkonfirmasikan nomor pengiriman dan perkiraan sampainya kiriman.
  6. Silahkan menunggu pesanan anda di rumah anda


Proses Pengiriman

Sering ada pertanyaan dari calon pembeli "apakah pesanan akan dikirimkan setelah uang ditransfer?" , pertanyaan seperti ini memang wajar saja mengingat seringnya penipuan melalui jual beli online. Oleh karena itu, berikut ini kami jelaskan bagaimana proses pengiriman dari barang yang anda pesan, sehingga tidak ada lagi keraguan bertransaksi online dengan perusahaan kami.

  1. Proses Pengepakan dari barang yang anda pesan.


  2. Kami menggunakan Jasa Pos Indonesia Untuk pengiriman, yang sudah terbukti tidak bermasalah dalam pengiriman barang kami ke seluruh wilayah Indonesia


  3. Penimbangan Mesin tetas CUF - 60 sebelum dikirimkan


  4. Pengiriman 1 Set Thermostat


  5. Setelah petugas memberi kwitansi pengiriman dan perkiraan sampainya kami akan konfirmasikan untuk Anda

CUF - 60, Untuk penetasan telur ayam serama Hari 10

Hari ke-10:
Kegiatan masih sama dengan hari ke-9.

Hari 10 (21 Nopember 2010)
Perkembangan embrio umur 10 hari dalam mesin tetas CUF-60

CUF - 60, Untuk penetasan telur ayam serama Hari 9

Hari ke-9:
Seluruh kegiatan sama dengari hari ke-8.
Hari 9 (20 Nopember 2010)
Perkembangan embrio umur 9 hari dalam mesin tetas CUF-60


CUF - 60, Untuk penetasan telur ayam serama dan telur ayam bangkok Hari 8

Hari ke-8:
Kegiatan masih berkisar pada pemutaran, seperti yang dilakukan pada hari-hari sebelumnya. Demikian pula mengenai lubang ventilasi yang tetap dibuka seluruhnya. Memasuki hari kedelapan, suhu penetasan ditingkatkan menjadi103°F (39,44°C)

Hari 8 (19 Nopember 2010)
.

Perkembangan embrio umur 8 hari dalam mesin tetas CUF-60

CUF - 60, Untuk penetasan telur ayam serama dan telur ayam bangkok Hari 7

Hari ke-7:
Pemutaran telur tetap diläkukan tiga kali sehari. Pada malam hari mulai melakukan peneropongan telur (candling) untuk mengetahui keadaan di dalam telur. Mengapa harus malam hari? Sebab, pada waktu itulah peneropongan dapat dilakukan secara maksimal mengingat kondisinya yang berlawanan dengan sinar atau pencahayaan alat teropong. Bisa saja hal ini dilakukan pada waktu siang, hanya saja akurasi pengamatan lebih rendah daripada malam hari. Melalui peneropongan tersebut akan diketahui telur yang fertil, telur kosong (infertil) dan kematian embrio di dalam telur
Hari 7 (18 Nopember 2010)
Telur yang fertil dimasukkan kembali ke rak tetas, sedangkan telur yang embrionya mati harus segera disingkirkan. Telur kosong masih dapat dimanfaatkan sebagai telur konsumsi. Suhu dalam mesin penetas tetap dipertahankan 102°F (38,88°C), namun lubang ventilasi dibuka seluruhnya.
video
Perkembangan embrio umur 7 hari dalam mesin tetas CUF-60

CUF - 60, Untuk penetasan telur ayam serama dan telur ayam bangkok Hari 6

Hari ke-6:
Lubang ventilasi dibuka 3/4 bagian. Mengenai kegiatan, semuanya masih sama seperti han ke-5.Hari 6 (17 Nopember 2010)Embrio yang berkembang semakin jelas kelihatan
Ini adalah contoh telur yang embrionya tidak berkembang atau telur infertil
Telur seperti ini bisa dikeluarkan dari mesin tetas dan masih layak untuk di konsumsi

CUF - 60, Untuk penetasan telur ayam serama dan telur ayam bangkok Hari 5

Hari ke-5:
Kegiatan sama seperti hari ke-4, hanya saja lubang ventilasi dibuka selebar 1/2 bagian.Hari 5 (16 Nopember 2010)

CUF - 60, Untuk penetasan telur ayam serama dan telur ayam bangkok Hari 4

Hari ke-4:
Kegiatan yang dilakukan meliputi pemutaran, dan pembukaan lubang ventilasi selebar 1/4 bagian dan peningkatan suhu mesin penetas menjadi 102°F (3 8,8°C). Baki perlu diperiksa, apakah air yang ada di dalamnya masih cukup atau tidak.

CUF - 60, Untuk penetasan telur ayam serama dan telur ayam bangkok Hari 3

Mulai dilakukan pemutaran telur dengan menggerakkan handle rak putar ke depan atau kebelakang. Pemutaran telur dilakukan supaya seluruh bagian telur mendapatkan panas secara merata. Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan daya tetas. Kegiatan pemutaran dikerjakan dua atau tiga kali dalam sehari, masing-masing pada pukul 07.00, dan 19.00, atau pukul 07.00, 12.00 dan 19.00. Pemutaran telur dilakukan secara rutin setiap hari mulai hari ketiga sampai hari ke17 dengan frekuensi yang sama.

CUF - 60, Untuk penetasan telur ayam serama dan telur ayam bangkok Hari 2

Hari ke-2:
Mesin tetas tetap dalam kondisi tertutup rapat, sementara suhu ruangan sama seperti pada hari pertama.

CUF - 60, Untuk penetasan telur ayam serama dan telur ayam bangkok Hari 1

Hari ke-1:
Setelah sumber pemanas dihidupkan, pintu dan lubang ventilasi dari mesin penetas ditutup rapat, jangan sekali-kali mencoba membukanya dan suhu tetap dipertahankan 101°F (38,33°C). Aturan-aturan ini berlaku dalam jangka waktu 48 jam atau Selama dua hari berturut-turut untuk menekan seminimal mungkin perubahan temperatur udara.

Menetas terlalu awal

Telur menetas terlalu awal jika pada umur 20 hari telur tersebut sudah menetas. Akibatnya, kuning telur belum terserap sempurna oleh anak ayam. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya omphalitis. Berikut ini penyebab telur menetas terlalu awal didalam mesin penetas:

  1. Ukuran telur terlalu kecil. Ukuran telur yang terlalu kecil dibandingkan dengan telur-telur yang lain didalam satu mesin menyebabkan intensitas penyerapan panas yang berbeda. Pada suhu dan kelembapan yang sama, volume telur yang lebih kecil menyebabkan akumulasi penyerapan panas menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan telur yang bervolume besar. Akibatnya, telur menetas lebih awal. Karena itu, tingkat keseragaman dan ukuran telur harus diperhatikan.
  2. Pengukuran termometer tidak valid. Pengukuran yang tidak valid oleh termometer biasanya disebabkan termometer tidak dikalibrasi terlebih dulu.
  3. Temperatur pada hari ke 1 sampai 19 terlalu tinggi.
  4. Kelembapan hari ke 1 sampai hari ke 19 terlalu rendah.

Rongga udara telur tetas terlalu kecil

Rongga udara terlalu kecil maksutnya bagian kantong udara tidak mencapai sepertiga tinggi telur pada saat telur sudah menetas. Hal ini menyebabkan embrio kekurangan oksigen untuk bernapas. Berikut penyebab rongga udara terlalu kecil:

  1. Formulasi pakan induk tidak benar. Jumlah pakan yang diberikan kepada induk ayam yang dipelihara semi intensif biasanya terbatas, seperti hanya diberi pakan berupa dedak atau nasi aking. Hal ini menyebabkan ayam mengalami kekurangan protein, vitamin, dan mineral sehingga ukuran rongga udara menjadi terlalu kecil.
  2. Ukuran massa telur terlalu besar. Ukuran massa telur yang terlalu besar menyebabkan porsi rongga udara menjadi tidak proporsional. Selain tiu, bentuk telur yang terlalu lonjong atau bulat membuat porsi rongga udara tidak proporsional. Karena itu, bentuk telur yang terlalu lonjong dan terlalu bulat harus disortir.
  3. Kelembapan yang terlalu tinggi. Kelembapan yang terlalu tinggi diruang penetasan dapat menyebabkan uap air diruang penetasan menembus dinding telur. Volume air yang masuk ini akan mengurangi porsi rongga udara.

Embrio mati dalam telur umur 2 minggu

Selama 21 hari dalam mesin tetas, embrio dalam telur seharusnya terus berkembang setiap hari menjadi seekor anak ayam. Tetapi pada umur 2 minggu dalam mesin tetas ada embrio yang mengalami kematian. Berikut ini ada beberapa penyebab embrio mati dalam usia 2 minggu:

  1. Formulasi pakan induk tidak benar. Kematian embrio dapat terjadi karena pakan induk mengalami defisiensi zat gizi seperti vitamin dan mineral, sehingga metabolisme dan perkembangan embrio menjadi tidak optimal. Untuk mengatasi hal ini, pada ransum induk perlu ditambahkan suplemen vitamin dan mineral yang banyak dijual dipasaran.


  2. Indukan terserang penyakit. Beberapa penyakit pada induk memang dapat diturunkan kepada anak-anak ayam. Karena itu, pelaksanaan biosekuriti termasuk vaksinasi harus dilakukan secara lengkap kepada induk.

  3. Telur tidak diangin-anginkan sebelum di inkubasi. Telur adalah benda hidup yang mengalami metabolisme dan mengeluarkan panas. Pada saat pengangkutan dan penjualan dipasar, telur mengalami kenaikan suhu karena pengemasan, penumpukan dan penjemuran, suhu dapat mencapai 40 C. Karena itu, sebelum dimasukan ke dalam mesin tetas, telur perlu diangin-anginkan terlebih dulu sekitar satu jam agar tidak terjadi perubahan suhu yang mendadak. Perubahan suhu yang mendadak dapat menimbulkan kematian embrio pada dua minggu masa inkubasi didalam mesin tetas.

  4. Temperatur inkubator terlalu tinggi atau terlalu rendah. Suhu diruang inkubator tidak boleh lebih panas atau lebih dingin 2 C dari standar.

  5. Padamnya sumber pemanas. Padamnya sumber pemanas dapat menurunkan suhu dalam ruang mesin tetas. Jika suhu mencapai 27 C dalam 1-2 jam, maka embrio akan segera mati. terlebih jika usia embrio masih sangat muda. Namun, jika umur inkubasi telah mencapi 18 hari, dampak padamnya sumber panas tidak akan separah dampak sewaktu masih muda. Hal ini disebabkan metabolisme masing-masing embrio telah mmampu membentuk panas kolektif secara konveksi. Namun, jumlah kematian embrio akan semakin besar jika sumber panas padam berkali-kali dalam satu siklus penetassan. karena itu, cadangan sumber panas menjadi sangat penting, terlebih pada lokasi usaha penetasan yang sering terjadi pemadaman listrik.

  6. Telur tidak diputar. Telur yang tidak diputar atau dibalik karena kelalaian atau matinya sumber listrik jelas akan mempengaruhi posisi embrio. akibatnya, embrio tidak dapat tumbuh normal dan akhirnya mati.

  7. Kandungan CO2 terlalu tinggi. Aktifnya metabolisme embrio menyebabkan akumulasi CO2 didalam ruang penetasan. Selain dapat menyebabkan kematian embrio, jumlah CO2 yang terlalu banyak dapat menyebabkan DOC yang berhasil menetas menjadi lemas dan lemah. Ventilasi atau aliran udara yang tidak baik menjadi faktor utama terjadinya penumpukan zat asam arang ini.

    Pada mesin tetas sederhana, ventilasi yang buruk bisa disebabkan lubang ventilasi yang kotor atau jumlahnya yang kurang. Karena itu, pelaku penetassan harus rajin membersihkan ventilasi. Sementara, kurangnya jumlah ventilasi biasanya disebabkan pelaku penetassan menghemat biaya listrik untuk pemanas. Sebab, semakin banyak ventilasi akan semakin banyak energi listrik yang digunakan.

  8. Telur disimpan pada suhu diatas 30 C. Telur yang berada pada suhu diatas 30 C, bagian putih telurnya akan segera encer sehingga tali pengikat kuning telur akan mudah putus. Apalagi, jika telur akan diangkut melalui medan yang sangat berat, maka tali pengikat tersebut semakin rentan putus akibat guncangan diperjalanan.

  9. Telur berumur lebih dari 5 hari. Putih telur mudah encer jika setelah berumur 5 hari belum dimasukan kedalam mesin tetas.

Perdarahan pada telur tetas

Pada saat telur diterawang terlihat adanya alur darah. Jika diperhatikan lebih teliti maka embrio mati pada hari ke 2 hingga hari ke 4. Berikut ini beberapa penyebab terjadinya perdarahan pada telur:

  1. Biasanya kematian embrio disebabkan adanya pengaruh gen lethal (keturunan). Tetapi kejadian seperti ini jarang sekali ditemukan saat proses penetasan. Untuk mengetahui adanya faktor keturunan pada kematian atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan ke laboratorium.
  2. Flok induk terserang penyakit. Kematian embrio pada hari ke 2 dan ke 4 kemungkinan disebabkan serangan penyakit yang terjadi pada peternakan induknya. Penyakit yang paling berpengaruh adalah Egg Drop Syndrome (EDS) dan serangan salmonella pullorum yang ditandai dengan terjadinya berak kapur. Penyakit ini secara langsung menyerang indung telur.
  3. Telur tetas berasal dari induk yang sudah terlalu tua, idealnya telur tetas berasal dari induk yang berumur 25-55 minggu. Telur yang berasal dari induk tua atau induk yang berumur lebih dari 55 minggu memiliki daya tetas yang rendah. Hal ini disebabkan telur memiliki kerabang yang tipis menyebabkan telur mudah menyerap uap air saat kelmbapan tinggi. akibatnya embrio mengalami kematian karena jumlah air melebihi batas toleransi.
  4. Penanganan telur yang terlalu kasar. Saat pembalikan telur sering terjadi guncangan yang tidak diperlukan. Guncangan yang terlalu kers menyebabkan kacaunya posisi embrio. Tidak jarang posisi embrio menjadi sungsang. Kepala yang semestinya mengarah kekantong udara menjadi sebaliknya.
  5. Temperatur inkubator yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Temperatur inkubator tidak boleh berselisih 2 C lebih rendah ataupun lebih tinggi dari standar karena dapat menyebabkan kematian embrio.

Permasalahan telur tetas pecah didalam mesin tetas

Hasil penetasan yang rendah dapat disebabkan banyak faktor, diantaranya penanganan telur yang salah, proses didalam mesin tetas, dan gangguan penyakit yang sangat kompleks. Manifestasi atau gejala yang muncul bisa bermacam-macam.

Didalam mesin tetas sering terjadi kasus telur pecah atau bahkan meletus. Kadang-kadang hanya berupa kerabang retak, lalu cairan didalamnya melelh keluar. Berikut penyebab telur pecah atau meletus didalam mesin tetas :

  1. Telur terkontaminasi bakteri. Telur yang terlalu lama berada diluar mesin tetas bisa kembali terkena mikroorganisme, walaupun sudah didesinfeksi. Metabolisme mikroorganisme didalam telur menyebabkan timbulnya panas dan gas yang dapat membuat telur meledak pada saat proses penetasan, Karena itu, ruang penetassan perlu dijaga kebersihan dan kesterilanya.
  2. Saat telur diambil dari kandang sering terdapat cemaran pada telur, seperti tertempelnya kotoran ayam, tanah atau bekas pakan. Kotoran menjadi tempat bersembunyinya mikroorganisme.
  3. Membersihkan telur dengan tidak benar. Membersihkan telur menggunakan peralatan berbahan logam atau spon merupakan cara yang tidak benar. Logam atau ampelas dapat mengikis lapisan kutikula kerabang yang berfungsi sebagai pelindung bagian dalam. Terkelupasnya lapisan ini membuat pori-pori telur melebar, sehingga pada suhu tinggi telur mengalami dehidrasi, tetapi saat lembap telur dimasuki uap air dari udara. Disamping itu, mikroorganisme juga menjadi lebih gampang masuk kedalam telur.

    Sementara spon merupakan alat yang terlalu lemah untuk dijadikan sebgai pembersih permukaan telur. Dengan demikian, kotoran tidak dapat tersapu dengan sempurna. Benda yang paling sesuai sebagai pembersih permukaan telur adalah sabut kelapa karena teksturnya lembut tetapi memiliki kekuatan sapuan yang bagus.

    Telur sering direndam dalam air untuk memudahkan penglepasan kotoran. Tetapi, perendaman yang terlalu lama dapat membuat air merembes kedalam telur sehingga mikroorganisme masuk kedalam telur. Selain itu, jangan membersihkan telur dengan air hangat karena dapat membunuh embrio. Embrio akan mati dalam waktu 3-4 jam jika terkena suhu 46 C. Jangan lupa untuk membersihkan telur menggunakan desinfektan.
  4. Terjadi infeksi mikroorganisme pada mesin tetas. Telur adalah bahan biologis yang sangat disukai mikroorganisme karena mengandung protein yang tinggi. Karena itu, proses desinfeksi mesin tetas tidak cukup dilakukan hanya dengan mencuci telur menggunakan desinfektan, tetapi harus dilakukan dengan cara fumigasi. Hal ini disebabkan pencucian tidak akan mampu menjangkau celah-celah kecil didalam rak.

    Sumber pencemar mesin diantaranya pecahan telur atau kerabang, bulu-bulu DOC, serta cairan embrio dan bangkai DOC yang telah mati terlebih dahulu akibat infeksi. Mikroorganisme yang tertinggal didalam mesin tetas akan sangat cepat menginfeksi DOC yang baru menetas, karena kondisinya memang masih sangat rentan. Dampak langsungnya adalah terjadinya omphalitis pada pusar DOC yang dapat menimbulkan kematian.

Analisis hasil penetasan

Setelah telur menetas, pelaku usaha penetasan harus segera melakukan evaluasi dan pencatatan terhadap hasil penetasan yang diperoleh. Catatan ini sangat berguna untuk mengantisipasi munculnya kasus-kasus yang tidak di inginkan.

Selain itu, pencatatan dapat digunakan sebgai bahan pertimbangan pelaku usaha penetasan untuk meningkatkan kualitas hasil tetas.

hal-hal yang perlu dicatat, yaitu daya tetas, kondisi kesehatan selama penetasan, tingkat kematian, berat DOC, dan berbagai kondisi yang terjadi selama proses penetasan.

selain itu, retakan penampang kerabang telur saat pipping juga perlu diamati untuk mengetahui tercapai atau tidaknya kelembapan. Telur-telur yang tidak menetas pun perlu dipecah untuk mengetahui penyebab matinya embrio. Kerabang telur akan pecah mencar jika kelembapan kurang sempurna dan akan pecah dengan sempurna jika kelembapan sesuai standar.

Merancang Mesin Tetas Sendiri

Jika membeli mesin tetas jadi biaya yang dikeluarkan relatif lebih besar, maka anda juga dapat merancang mesin tetas sendiri dengan menggunakan peralatan mesin tetas dari kami, disertai panduan pembuatan mesin tetas dan cara menetaskan telur, kami yakin anda juga bisa memperoleh hasil yang maksimal
1 Set peralatan mesin tetas
Terdiri dari:


  1. Thermostat
  2. Thermometer Ruang
  3. Buku panduan membuat mesin tetas dan cara menetaskan telur
Harga 1 set Rp. 150.000,-
Mohon sms terlebih dahulu sebelum transfer, stok kami terbatas



Sering ada pertanyaan pada kami bagaimana jika ada pemadaman listrik? Ruangan mesin tetas memang harus terus dijaga suhunya pada kisaran yang dibutuhkan. Anda bisa membuat lubang pada bagian bawah mesin tetas anda dan ditutup dengan plat seng atau galvalum. Jadi pada saat listrik mati sementara bak air bisa dikeluarkan dulu dan dibawah plat diberi lilin untuk pemanas sementara. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari gambar diatas.

Cara mudah pemesanan :
  1. Kirim SMS jenis barang yang ingin anda beli Ke 085859162337
  2. Kami akan membalas tentang ketersediaan dan ongkos kirim
  3. Silahkan anda melakukan transfer sejumlah harga barang plus ongkos kirim ke REK BCA 0243945825 an DINA KUSUMAWATI atau ke REK BRI 002101070559506 an DINA KUSUMAWATI atau ke REK MANDIRI 1430005245293 an IWAN SETIAWAN
  4. Pengiriman barang akan kami proses
  5. Kami akan mengkonfirmasikan nomor pengiriman dan perkiraan sampainya kiriman.
  6. Silahkan menunggu pesanan anda di rumah anda

Mesin Tetas Otomatis

Prinsip kerja mesin tetas otomatis hampir sama dengan mesin tetas sederhana. Hanya saja, cara kerja mesin tetas modern tidak banyak memerlukan campur tangan manusia, sehingga faktor human error dapat ditekan seminimal mungkin. Mesin tetas ini berkapasitas hingga ratusan ribu butir telur karena dilengkapai alat bantu pemerata temperatur kesemua sudut ruangan mesin tetas.

Berikut hal yang harus diperhatikan dalam mengelola mesin tetas otomatis:

  1. Umumnya, sistem pemanas pada mesin tetas modern menggunakan elemen nikelin. Tetapi, mesin dapat juga menggunakan sumber panas dari gas elpiji,minyak tanah, panas sinar matahri, batu bara, serta kombinasi listrik dengan berbagai sumber panas tersebut. Pertimbangan akan menggunakan kombinasi sumber pemanas, tergantung pada harga masing-masing sumber panas.


    Kombinasi listrik dan sumber pemana lain sangat penting dilakukan untuk meningkatkan efisiensi biaya energi. Penggunaan sumber pemanas kombinasi listrik dan minyak atau kombinasi listrik dan as dapat menekan biaya lebih dari 50% lebih murah dibandingkan hanya menggunakan sumber pemanas listrik. Mesin ini dikendalikan dengan thermokontrol digital sensor yang kepekaanya dapat mencapai dibawah 0,1 F
  2. Kelembapan diatur dengan digital hygro-controler. Jika kelembapan berkurang, secara otomatis akan terbentuk kabut uap air didalam mesin sehingga kelembapan meningkat. Namun, kelembapan yang berlebih akan membuat mesin tetas secara otomatis mengurangi kabut air sehingga kelembapan menurun.
  3. Pemutaran telur bdiprogram sesuai dengan keinginan melalui timer digital sehingga telur akan diputar oleh mesin secara otomatis.
  4. Ventilasi dilakukan melalui mekanisme inlet-outlet (keluar-masuk) yang merata ke seluruh ruangan.
  5. Pada mesin tetas otomatis, ruangan inkubasi (setter) dan ruangan penetasan (hatchera) terletak terpisah. Kedua ruangan tersebut tidak berbeda secara fisik, tetapi hanya berbeda dari bentuk rak telur. dalam inkubator, rak telur dilengkapi dengan pemutar telur, sedangkan ruang hatcher tidak membutuhkan pemutar telur.